Selasa, 28 Januari 2020

Pengajaran Karakter Pada Hati Umur Dini



PAUD yaitu investasi yang betul-betul besar bagi keluarga dan juga bangsa. Hati yakni generasi penerus keluarga dan juga penerus bangsa. Orang tua akan merasa berbahagia jikalau memperhatikan buah hatinya sukses bagus dalam hal pengajaran, berkeluarga, bermasyarakat, ataupun berkarya. Oleh sebab itu pengajaran PAUD betul-betul penting bagi tiap-tiap keluarga demi mewujudkan generasi penerus keluarga yang bagus dan benar (Suyanto, 2005:1).

Hati pada umur dini sedang dalam pertumbuhan dan perkembangan bagus secara jasmaniah ataupun mental. Betapa bagusnya orang tua senantiasa memberikan arahan dan pengawasan. Pada masa umur dini, buah hati akan lebih banyak mengabsorpsi dan menangkap pengetahuan-pengetahuan yang diberi kepadanya, betapa bagusnya sekiranya disertai dengan penanaman poin-poin karakter dalam diri buah hati terpenting karakter Islam. Seandainya penanaman karakter semenjak dini telah dialakukan bagus dalam lingkungan keluarga ataupun sekolah, karenanya akan terbentuklah akhlak dan sopan santun yang bagus. Umur dini yakni masa kritis bagi penyusunan karakter, yakni pada umur 2 tahun buah hati saat buah hati telah menerima cinta dari ayah dan ibu, karenanya buah hati akan lebih gampang untuk disusun menjadi manusia yang bersopan santun mulia. Pengajaran karakter pada masa umur dini yaitu upaya meletakkan pondasi karakter (Damayanti, 2014:19).

Pengajaran karakter bagi buah hati umur dini ditujukan untuk menanamkan poin-poin kebaikan agar bisa menjadi tradisi saat kelak dewasa atau pada level pengajaran berikutnya. Berdasarkan Mulyasa dalam Fadlillah (2014:44) pengajaran karakter bagi buah hati umur dini memiliki makna yang lebih tinggi dari pengajaran akhlak sebab tak cuma terkait dengan permasalahan benar salah, melainkan bagaimana menanamkan tradisi seputar bertindak yang bagus dalam kehidupan sehingga buah hati mempunyai kesadaran dan janji untuk memakai kebajikan dalam kehidupan sehari-hari. Berikutnya Berdasarkan Zubaedi (2011:6) karakter seseorang yang positif atau mulia, akan mewujudkan mengangkat status derajad yang tinggi dan mulia bagi dirinya.

Berdasarkan Wibowo (2013:11), progres perkembangan dan pembentukannya, karakter seseorang diberi pengaruh oleh dua unsur, yakni unsur lingkungan (nurture) dan unsur bawaaan (nature). Elemen lingkungan/masyarakat betul-betul memberi pengaruh dalam perkembangan karakter buah hati, karean aktivitas sehari-hari seperti bermain, bergaul, dan berkomunikasi terjadi didalam lingkungan/masyarakat. Saat dilingkungan buah hati akan mengalami masa-masa perkembangan, dan tanggung jawab akan tertanam didalamnya. Akan melainkan lingkungan juga bisa mewujudkan sopan santun dan akhlak buah hati menurun dikarenakan lingkungan yang berada di sekitarnya tak bagus, sehingga bisa meghawatirkan karakter buah hati.



Melengkapi uraian diatas anggapan lain dikemukakan Wibowo (2013:13) tak susah menemukan poin-poin luhur tradisi dalam pengajaran karakter, sebab bangsa Indonesia diketahui sebagai bangsa yang masih menjunjung adat dan tradisi luhur ketimuran. Poin-poin luhur itu yakni aspek utama yang diinternalisasikan terhadap peserta ajar lewat pengajaran karakter. Lokalitas menjadi penting dikedepankan dalam pengajaran karakter, sehingga peserta ajar tak tercerabut dari akar dan tradisinya artinya, poin-poin luhur yang berasal dari adat dan tradisi lokal hendaknya lebih diutamakan untuk diinternalisasikan terhadap peserta ajar lewat pengajaran karakter. Menurut uraikan diatas bisa disimpulkan bahwa karakter yang bagus sepatutnya ditanamkan terhadap buah hati semenjak umur dini sebab tak cuma terkait dengan permasalahan benar salah, melainkan bagaimana menanamkan tradisi seputar bertindak yang bagus dalam kehidupan sehingga buah hati mempunyai kesadaran dan janji untuk memakai kebajikan dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan Kurniawan (2013:29), karakter merujuk pada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviour), semangat (motivations), dan ketrampilan (skils). Karakter pada buah hati terwujud sebab tradisi yang dilaksanakan, sikap yang diambil dalam merespon situasi, dan kata-kata yang dinyatakan terhadap orang lain. Budaya buah hati akan terwujud jikalau perbuatan yang dilaksanakan tiap-tiap hari dan berlulang kali, mulanya perbuatan itu dilaksanakan dengan paksaan akan melainkan semacam itu acap kali dilaksanakan akan menjadi terbiasa. Hati akan senantiasa mempunyai tradisi yang bagus jikalau orang tua memberikan figur yang bagus, sehingga bisa membangun karakter buah hati menjadi pribadi yang bagus, tanggung jawab, dan senantiasa berkata sopan.



Literasi :

Kurniawan. Syamsul. 2013. Pengajaran Karakter. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media

Wibowo, Agus. 2013. Manajemen Pengajaran Berkarakter. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Zubaedi. 2011. Design Pengajaran Karakter. Jakarta. Kencana Prenada Media Group.

Suyanto, Slamet. Dasar-Dasar Pengajaran Hati Umur dini. Hikayat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar